SENJA MEREKAM
SENJA MEREKAM Senja kala itu tak ubahnya dengan senja-senja yang telah lalu, sinar ke-emasan surya mulai lenyap dan kembali menyisakan kisah untuk diceritakan ke-esokan harinya. Kutilang itu pun tak ubahnya dengan merpati yang kian merapat ke sarang, tuk menyambut dan menikmati gelap bersama induknya. Bersama, saling menjaga dalam peraduan. Hmmm, indah, bahkan sangat indah Tuhan membuat skenario semacam ini, skenario yang tak semua hambanya bisa memerankannya. Aku masih terdiam, memandang kilau keemasan senja yang kian redup, lalu menghilang. Seperi diriku empat tahun lalu, meredup lalu menghilang. Hanya saja surya masih bisa berjanji untuk kembali keesokan hari, sedangkan aku tak bisa menjanjikan apa-apa. Dalam senja aku masih saja terdiam. “Kang Ichal..?” seru seorang anak kecil yang melintas membuyarkan lamunanku. Dengan balutan mukena yang menutupi rambut dan sebagian wajah serta kitab