Postingan

Menampilkan postingan dari Januari 27, 2019

Sedang Berdua

Gambar
Bareng sama sohib. Rumahnya Natuna. Jauh ya Bareng sama temen kelas. Gila. Wkwk @Demak Pas Gue Nyapres fakultas bro. wkwkw cantik ya wakil gue. wkwk Bareng temen kuliah NgeMC di acara kaderisasi Gue berdua dengan Model Karnaval @Demak Berdua dengan temen SMK 2012 wkwkw Cuma eksen biar estetis padahal bohongan. Wkw Bareng Presiden BEM Ushuludin UIN Jogja Bareng sama adek gue, abis latihan silat Bareng sama temen kuliah abis acara di Salatiga Bareng sama Kang Eman abis seminar di UIN Jogja Bareng sama temen baik. Tugu Jogja Bareng sama temen KKN. Pantai Siung GK Bareng sama sahabat PMII, sahabat gue sih. deket banget. hmmm. Camp Muncul Bareng junior/fans wkwkw. Kampus gue Salatiga   Semangat dek..! :-)

Lanjut Jalan

Gambar
Faiz di Prancis cuy. wkwk Pas di Pantai Krakal Gunung Kidul Muncak di Ungaran Renang di Grobogan Di Perpusnas Jakarta Di Gedung Merdeka Bandung Kota Tua Jakarta Nongki di Malioboro

Sabo Ingat Kembali

Gambar
Markas Pasukan Revolusi, Baltigo. Surat kabar pagi itu mjd perbincangan ramai semua orang di new world. Tak terkecuali di markas besar pasukan revolusi di Baltigo. Pagi itu, Sabo msh Sabo wakil komandan revolusi. Hingga ia mendengar riuh rendah suara pasukan yg sedang bicara tentang kekalahan Kaisar laut Yonko Shirohige dan matinya Hiken No Ace. Entah, sontak saja sabo beranjak dan melihat surat kabar itu, di halaman utama ia melihat terkaparnya Ace dan tepar di depannya Luffy meringkuh terlihat depresi berat. Entah, sabo sang wakil komandan tiba meneteskan air mata. Bilahan ingatan yg belasan tahun hilang itu muncul satu demi satu. Ada gambar tiga orang anak kecil saling berbagi cita-cita, mencuri makanan, berlatih dg babi hutan dan rumah pohon bak kapal bajak laut masa depan mereka. Entah, setelah bilahan ingatan itu lengkap tidak hanya air mata yg mencuar namun juga teriakan besar yg menggemparkan seisi Markas Pasukan Revolusi. "ARGGHHHH...." Diiringi lantang

Mantra Rindu Kakanda

Gambar
Adinda Taukah kau sebenarnya akupun mendengar gumam Aprodhite menyebut namamu Mengalunkan syair-syair kerinduan yang teramat membuat kalbu koyak dan nafas serasa sesak Namun iringan kendang Siwa dan seruling Krisna menjadikan kesendirianku memiliki makna meski kau tak nampak dan berada jauh disana Adinda Mari bersabar untuk pertemuan yang telah ditakdirkan Semoga semesta masih berkenan dan memberi kesempatan Semoga kidung para pendo'a nan penuh harap itu tidak lekas menguap Tak lelah merayu pada sang Maha Ayu  Adinda.