Postingan

Menampilkan postingan dari Februari 28, 2016

pragmatis itu perlu

PRAGMATIS ITU PERLU Oleh..zhikigaya Menjadi mahasiswa yang selalu tanggap dengan problematika sosial, berani turun aksi menyikapi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat, kekeh memegang dan mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan masih banyak lagi hal lain yang menjadi indikator Idealisme yang dimiliki oleh mahasiswa di tanah air kita ini. Semua hal tadi memang sudah seharusnya dimiliki oleh mahasiswa, sebagai kawula yang di gadang-gadang untuk menjadi The Agent of Change bangsa Indonesia. Hal ini bisa sangat mungkin diwujudkan dengan membuat atmosfer kampus penuh dengan hawa pergerakan yang militan. Misalnya dengan mengadakan Workshop kepemimpinan, Keorganisasian, Menejemen Aksi dan Doktrinasi mahasiswa dengan segudang konsep idelisme dalam hidup. Tapi….., kalau mau sedikit melihat dari sudut pandang lain, sebenarnya kita tidak harus selalu idealis. Sikap pragmatis itu juga perlu. Dengan pola sikap dan pikir pragmatis kita akan lebih simpel dalam berproses dikehidupan,

ANDAI AKU MENJADI ORANG LAIN

ANDAI AKU MENJADI ORANG LAIN Kapt. Vaizen 2014 Dia masih saja sibuk dengan buku novelnya. Gila, bahkan saat aku sengaja melempar bola basket yang tepat mengenai kepala plus rambut kritingnya itu dia masih tak bergeming. Tak hanya aku yang heran, tapi juga Fika. Lebih parah lagi, Fika melempar kemasan susu kotak yang tepat mengenai wajah berkacamata itu. Namun seperti yang kuduga sebelumnya, dia masih tak memicingkan mata untuk melihat siapa yang tengah mengusiknya. “Dasar budak fiksi” U mpatku dalam hati. Secepat Road Runner aku dan Fika saling pandang, saling tersenyum tipis yang tersirat tanya “Yang seperti itu sahabat siapa?” Lantas dua detik kemudian aku memalingkan muka ke arah laki-laki berkacamata itu sebagai isyarat untuk Fika agar mengejar nya , tak untuk minta maaf, tapi untuk mengganggunya lebih sadis lagi. Yah. itulah Ogus, sahabat sekumpulan buku fiksi, sahabat dunia sepi, sahabat kaum indispliner, amburadul dan kaum penganut keyakinan “Imajinasi lebih