BELUM USAI
Bilik Satu oleh ; faizhikigaya EDELWIS Aku masih membungkam dan membuta saat angin sore itu mulai membalut tubuhku, tubuh ringkih yang sama seperti delapan tahun lalu,tubuh yang sama pula seperti saat tentara-tentara menurunkan panser di jalanan kota, saat spanduk dan yel-yel dilawan dengan pentungan serta peluru dan tubuh yang sama yang memangku Ra sahabatku saat terkapar akibat hantaman gagang senjata yang sengaja disasarkan pada pelipis kanannya, darah yang mengalir tak kunjung berhenti. Ra mengalami pendarahan serius. Ra yang malang, mahasiswa semester tiga belas yang tak kunjung wisuda ini akhirnya harus menutup catatan pergerakan aktivisnya untuk selamanya . Yah, Raisya Agni Olivia meninggal tepat di pangkuanku. Sore ini aku menyambangi makam Ra. Foto mahasiswa berjas kuning yang hobi berkebun itu masih setia menghiasi nisannya. “Ini edelwis untuk mu Ra” kataku sembari meletakkan bunga simbol keteguhan itu di atas makamnya. Terlalu sulit untuk melupakan Ra si