Laporan Prakerin Peksos


PEKERJAAN SOSIAL
UPAYA PEKERJA SOSIAL MENANGANI KLIEN/PM YANG INDIVIDUALIS DAN SULIT BERSOSIALISASI
DI UNIT REHABILITASI SOSIAL “PUCANG GADING” SEMARANG
Jln. Plamongansari kota semarang Telp / Fax (024) 6722341 Kode Pos. 59211
Disusun dalam rangka praktik Pekerja sosial SMK Ma’arif Kyai Gading

Di susun oleh :
Nama: Muhammad Nur Faizin
NIS:100160
Kelas : XII
Program Keahlian    : Pekerjaan social

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
MA'ARIF KYAI GADING
Jl. KH. Abu  Mi’roj No.3 Candisari Mranggen Demak 59567
Tahun ajaran 2012/2013










PENGESAHAN

LAPORAN PRAKERIN PEKERJAAN SOSIAL
UPAYA PEKERJA SOSIAL MENANGANI KLIEN/PM
YANG INDIVIDUALIS DAN SULIT BERSOSIALISASI
DI UNIT REHABILITASI SOSIAL/ URESOS
“PUCANG GADING” SEMARANG

Dari tanggal 27 juni sampai dengan 10 Agustus 2012
Telah diuji pada :
    Hari:
    Tanggal:  
Penguji

Bpk. Abdul latif. S. E
NIY.
Mengetahui dan Menyetujui

Pembimbing SMK Ma’arif Kyai Gading          Pembimbing Du/Di


Ibu Feni Handaningrum S. Sos                         Bpk. Mochammad Hariadi
NIY.                                                                  NIP. 196007121983031020

Kepala SMK Maarif kyai gading                      Kepala Du/Di


Bpk. Fahrozi Wahab S. Pd I                             Bpk. Wibowo MM
NIY.                                                                  NIP. 19661025.199312.003  






















KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb. Bismillahirrohmanirrohim. Alhamdulillah washolatuwassalamu’ala rosulillah. Dengan menyebut nama Allah dan Rosulullah praktikan mengawali penulisan laporan praktik kerja industri (PRAKERIN) kali ini sebagai ungkapan syukur atas selasainya laporan prakerin yang di mulai dari tanggal 27 juni sampai dengan 10 Agustus 2012 dengan tepat waktu.
            Ucapan terima kasih praktikan tujukan pada semua pihak yang telah ikut andil demi terselesaikannya laporan ini. Terima kasih kepada :
1.      Orang tua praktikan yang telah membiayai dan mendo’akan.
2.      Bapak Wibowo M.M selaku kepala Unit Rehabilitasi Sosial “Pucang Gading” Semarang yang telah mengizinkan praktikan menimba ilmu di Baresos.
3.      Bapak Fahsin M. Fa’al M. si selaku kepala yayasan kyai gading.
4.      Bapak Fahrozi wahab S. Pd I selaku kepala sekolah SMK Ma’arif Kyai Gading.
5.      Bapak Abdul Latif S.E selaku waka kurikulum program keahlian pekerjaan Sosial.
6.      Bapak Abdul Choliq, Bapak Moh. Rohman, Bapak Wartono S.Pd.I, Ibu Feni Handaningrum S. SOS. Selaku pengampu.sekaligus pembimbing sekolah.
7.      Bapak Mochamad Hariadi selaku pembimbing DU/DI/DK yang telah banyak mengarahkan praktikan.
8.      Semua rekan-rekan praktikan baikdariSMK Ma’arif Kyai Gading maupun SMKN 8 Semarang yang telah berbagi banyak ilmu dan saling menyemangati.
Praktikan menyadari akan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Kritik, saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menjadikan laporan ini lebih baik. Semoga bermanfaat dan terima kasih.
      Wassalamualaikum. Wr. Wb.

                                                                                                      Penyusun




         BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di terapkan     oleh     smk. Ma’arif kyai Gading dengan program keahlian pekerjaan          social/caring mengisyaratkan bahwasanya pembelajaran tidak cukup di       laksanakan di sekolah saja, PRAKERIN/ Praktik kerja Lapangan menjadi   sangat di butuhkan untuk meningkatkan kompetensi siswa terkait program             keahlian nya di SMK yang dalam konteks  laporan kali ini adalah keahlian            Pekerjaan Sosial.
Dalam laporan ini praktikan akan memberi penjelasan terkait prakerin sebagai seorang Pekerja Sosial yang telah praktikan lakukan di Uresos Pucang Gading Semarang, mulai dari  tanggal 27 juni sampai dengan 10 Agustus 2012. Uresos Pucang Gading Semarang adalah tempat Rehabilitasi Lansia yang terlantar baik secara Psikologis maupun Finansial.
Kehidupan yang layak dan berlabel sejahtera merupakan satu visi bagi tiap manusia dalam menjalani kehidupan. Tak terkecualipun seorang lanjut usia/ Lansia, justru lansialah yang seharusnya butuh lebih di perhatikan  kesejahteraan sosialnya karena mengingat orientasi kehidupan mereka hanyalah tinggal mempersiapkan diri menjelang kematian. Akan tetapi kekurangan, ketergantungan dan penyimpangan yang terjadi menjadikan status sejahtera menjadi semakin tidak terlihat, terlebih lagi di mata seorang PMKS/ Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. Seperti yang dialami oleh “K”. Ia adalah seorang PM/ Penerima Manfaat di Unit Rehabilitasi Sosial/ Uresos Pucang Gading Semarang, dengan jenis permasalahan Lansia Terlatar.
 Masa tua yang seharusnya di manfaatkan untuk menikmati sisa hidup bersama keluarga tercinta dengan penuh kasih sayang oleh “K” di habiskan dengan kepasifan hidup tanpa keluarga di Uresos Pucang Gading Semarang. Masalah yang dihadapinya diperparah dengan pola hubungan antara “K” dan teman temannya/ PM lain kurang begitu baik, padahal pola hubungan yang baik antar sesama dapat menjadikan kualitas hidup seseorang menjadi lebih baik dan bermakna (sejahtera). Hal itulah yang kemudian membuat praktikan menetapkan “UPAYA PEKERJA SOSIAL MENANGANI KLIEN/ PM YANG INDIVIDUALIS DAN SULIT BERSOSIALISASI” sebagai judul laporan yang di buat oleh praktikan.
Dalam laporan ini praktikan akan menjelaskan proses kerja seorang pekerja social dalam menangani klien, mulai proses pendekatan awal, pengungkapan masalah/ Asessment yang meliputi pengungkapan latar belakang, gejala, penyebab, akibat, sampai dengan merencanakan, melaksanakan program intervensi dan Terminasi terhadap klien.

1.2.     MANFAAT PENULISAN
           1.2.1  Bagi Siswa
a.       Sebagai laporan pertanggung jawaban
b.      Melatih siswa untuk menerapkan teori pekerjaan soaial di sekolah
c.       Melatih siswa dalam melakuakan pengolahan data/administrasi pekerjaan sosial.
1.2.2. Bagi Sekolah
a.       Merupakan sarana pelaksanaan dan pengembangan program pendidikan di bidang pekerjaan sosial.
b.      Merupakan umpan balik bagi sekolah dalam pengembangan praktik pekerjaan sosial.
c.       Meningkatkan kerja sama antar SMK Ma’arif Kyai Gading  Badan social dalam pengembangan layanan kesejahteraan sosial.
1.2.3        Bagi Lembaga / Badan sosial
a.       Mendapatkan masukan dalam usaha peningkatan kwalitas pelayanan kesejahteranan social dan dan tenaga pelayanan.
Mendapatkan bantuan tenaga untuk melakukan kegiatan – kegiatan administrasi dan pelayanan lembaga
Untuk memperjelas maka praktikan membuat sistematika laporan sebagai berikut :
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Daftar isi
Kata Pengantar
BaB I                 Pendahuluan
BAB II              Badan Sosial tempat praktek
BAB III             Kasus Individu
BAB IV             Rencana Intervensi/ Progam penanganan masalah
BAB V              Pelaksanaan Intervensi
BAB VI             Evaluasi
BAB VII           Penutup















BAB II
BADAN SOSIAL TEMPAT PRAKERIN

2.1.   Pengertian
Unit Rehabilitsi Social Pucang gading Semarang adalah unit pelaksanaan teknis (UPT) Dinas Sosial provinsi jawa tengah yang bertugas memberikan pelayanan kesejahteraan social yang meliputi pemenuhan kebutuhan hidup, bimbingan fisik, mental, social, dan ketrampilan serta perlindungan social terhadap lanjut usia dengan system panti.
 
2.2.  Sejarah singkat lembaga
Unit Rehabilatasi Sosial Pucang gading Semarang  berdiri atas dasar prakarsa Gubernur jawa tengah pada waktu itu Bapak H. Joewardi dengan nama Panti Sosial Tresna Wredha Pucang gading Semarang dan di resmikan oleh Presiden RI Bapak H M. Soeharto pada tanggal 29 Mei 1996 sekaligus hari tersebut di canangkan sebagai “Hari Lanjut Usia Nasional”. 
Pada tanggal 02 agustus 1996 Panti Sosial “Tresna Wredha” Pucang Gading Semarang pengelolaan operasional nya di serahkan ke Dinas Social Provinsi  Jawa Tengah. Berdasarkan Perda provinsi Jawa Tengah No. 01 Tahun 2002 panti soaial Tresna Wredha Pucang Gading Semarang berubah nama menjadi Panti Wredha “Pucang Gading” Semarang tipe B Eselon IV.
Berdasarkan peraturan gubernur Jawa Tengah No. 50 tahun 2008 Panti Sosial ”Pucang Gading” Semarang menjadi UPT Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah Eselon III dan memiliki satuan kerja (SATKER) Panti Wredha “Margomukti” Rembang.
Berdasarkan perkembangan pembangunan kesejahteraan social terus menerus mengikuti berbagai perubahan dan kebutuhan masyarakat maka pelayanan dan rehabilitasi social terhadap penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS) perlu di tingkatkan melalui Restrukturisasi kelembagaan panti sosial yang merupakan UPT Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menjadi Balai Rehabilitasi social (BARESOS) yang merupakan salah satu upaya penanganan bagi PMKS yang efektif, efisien, dan akuntabel. Uresos “Pucang Gading” Semarang mulai berlaku tanggal 1 Novemember 2010.

2.3. Tujuan, Fungsi dan Visi Misi
         2.3.1   Tujuan
1)      Terjadi sinergi yang maksimal dari berbagai sumber daya Balai Rehabilitasi Sosial (Baresos) dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial sesuai dengan bidang garapannya.
2)      Terselenggaranya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat secara maksimal yang sesuai dengan prinsip-prinsip pekerjaan sosial.
3)      Terselenggaranya pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penerima manfaat secara terukur, transparan dan akuntabel.
4)      Tertanganinya para penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam rangka mewujudkan masyarakat Jawa Tengah yang semakin sejahtera.
2.3.2     Fungsi
1)      Penyusunan  rencana teknis operasional pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.
2)      Pelaksanaan kebijakan teknis operasional pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.
3)      Pemantauan, monitoring, evaluasi dan pelaporan dibidang pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial lanjut usia terlantar.
4)      Pengelolaan ketatausahaan.
5)      Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

         2.3.3.Visi
Terwujudnya kesejahteraan penerima manfaat dalam menikmati hari tuanya dengan rasa aman dan bahagia.
2.3.4.   Misi
1)      Memberikan pelayanan kesejateraan sosial PM dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia.
2)      Meningkatkan kualitas pelayanan kepada PM sesuai standar yang ditetapkan.
3)      Meningkatkan profesionalisme SDM pelaksana dalam pengelolaan dan penyeimbang pelayanan.
4)      Menjadi model atau pusat pelayanan dan laboratorium kesejahteraan PM.
5)      Meningkatkan dan mengembangkan jaringandan kemitraan kerja.
2.4.      Program Kerja
2.4.1     Pendekatan Awal
2.4.2.   Penerimaan
2.4.3.   Pelaksanaan Program
2.4.4.   Pembinaan Lanjut
2.4.5.   Terminasi

2.5.      Organisasi Lembaga
2.5.1     Kepala Balai
2.5.2     Sub Bagian Tata Usaha
2.5.3     Seksi Penyantunan
2.5.4     Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
2.5.5     Kelompok Jabatan Fungsional



2.6      Sarana dan Prasarana
2.6.1     Asrama/Wisma yang bersih dan asri (makanan, gizi,pakaian)
2.6.2     Perawatan (obat/pemeriksaan kesehatan)
Pertolongan
·         Menyuapi
·         Kebersihan
·         Memandikan
2.6.3     Pendampingan / pengasuhan
2.6.4     Pelayanan dan rehabilitasi sosial
·         Bimbingan sosial
·         Bimbingan fisik / olah raga
·         Bimbingan psychososial
·         Bimbingan ketrampilan
·         Bimbingan spiritual / keagamaan
·         Rekreatif
·         Bimbingan bantuan hokum
·         Konseling

2.7      Teknik/Metode yang Digunakan dalam Pelayanan
2.7.1     Teknik
1.      Smal Talk
2.      Ventilation
3.      Support
2.7.2     Metode
1.      BSP (Bimbingan Sosial Perseorangan)
2.      BSK (Bimbingan Sosial Kelompok)
2.8. Rujukan di Lembaga Lain
Pelayanan dan rehabilitasi sosial di URESOS Pucang Gading dilaksanakan bekerjasama dengan instansi teknis terkait antara lain:
1.      Unit Rehabilitasi Sosial “ Wening Werdoyo” Ungaran.
2.      Unit Rehabilitasi Sosial “Marga Mukti” Rembang.
3.      Unit Rehabilitasi Sosial “Wiloso Wedho” Purworejo.
4.      Unit Rehabilitasi Sosial “Dewanata” Cilacap.
5.      Unit Rehabilitasi Sosial “Bisma Upakara” Pemalang.
2.9. Sasaran Garapan
Adapun sasaran garapan antara lain:
1.         Lanjut usia potensial.
2.         Usia lanjut tidak potensial.
3.         Keluarga lansia organisasi sosial dan masyarakat.

2.10. Peran Pekerjaan Sosial
Adapun pesan perawatan sosial dalam pelayanan yang diberikan di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang antara lain:
1.      Motivator
Yaitu memberikan dorongan kepada penerima manfaat supaya berfungsi sosial kembali.
2.      Pembimbing
Yaitu memberikan pembinaan dan penyerahan terhadap penerima manfaat.
3.      Terapis
Yaitu memberikan penyembuhan sosial terhadap penyimpangan-penyimpangan penerima manfaat/system pada sisi kepribadian/tingkah laku dengan teknik penyembuhan.
4.      Pengamat
Yaitu mengamati situasi dan kondisi penerima manfaat dalam lingkungan dan tingkah laku.

BAB III
STUDI KASUS
KLIEN “K”
3.1.      IDENTITAS
          3.1.2. Identitas klien
                        Nama                           : “K”
                        Jenis kelamin               :  Laki laki
                        Tempat, tgl lahir          : Semarang, 23 Maret 1953
                        Umur                           : 53 tahun
                        Agama                         : Kristen Protestan
                        Suku Bangsa               : Indonesia
                        Alamat asal                 : Jl. Plamongan sari/ RUSUN Rt; 7, Rw;15
                        Pendidikan terahir       : SMP
                        Pekerjaan terahir         : Supir mobil Boox
                        Tanggal masuk panti   : 18 April 2012

            3.1.3. Identitas Istri
                   Nama                           : “M” (R.I.P)
                        Tempat,tgl lahir           : Semarang,
                        Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga
                        Alamat                                    : Jl. Plamongan sari/ RUSUN Rt; 7, Rw;15
            3.1.4.   Susunan Keluarga            :
NO
Nama
  L/P
 Umur
 Status
Pendidikan
Pekerjaan
Keterangan
1
  “K”
   L
   53
  Suami
   SMP
  Supir
PM/ Klien
2
  “M”
   P
  44
  Istri
   SMP
     -
Istri Klien
3
  “D”
   L
  29
 Anak
   SMA
  Sales
Anak 1
4
  “Y”
   P
  18
 Anak
   SMA
     -
Anak 2
5
  “E”
   P
   -
 Kakak
      -
     -
Kakak Klie
Sumber data; interview dan file klien

3.2.      JENIS MASALAH
Jenis masalah yang dialami oleh “K” adalah Lansia/ lanjut usia (terlantar secara psikologis) yang individualis dan sulit bersosialisasi.

3.3.      LATAR BELAKANG MASALAH
                        Klien “K” adalah keturunan Cina, dengan ayah seorang Cina dan ibu orang Indonesia. ”K” memiliki seorang kakak bernama “E” yang sekarang tinggal bersama keluarganya di kelurahan Bugangan Semarang. Sedangkan “K” sendiri tinggal di kelurahan sendoyo  Semarang utara bersama keluarganya. Kehidupan keluarga “K” bisa di katakan sejahtera namun hal itu malah menjadikan “K” tidak memperhatikan keluarga. Keluarganya diterlantarkan oleh “K”, bahkan tak jarang tiap kali marah  “K” melakukan tindak kekerasan terhadap istri dan anaknya. Tahun 2006 istri “K” meninggal karena mengalami struk, tanpa istrinya ekonomi  keluarga “K” mulai menurun, meski demikian hal itu tidak membuat “K” lantas perhatian terhadap keluarga (Anak anak).
Tahun 2010 “K” mulai bekerja sebagai Supir  mobil boox,  ia mengantar kan barang sampai ke luar kota, akan tetapi beredar kabar negatif  tentang “K” bahwasanya ia kerap melakukan tindak asusila dengan PSK pada saat mendistribusikan barang ke luar kota. Awal 2012 “K” mengalami Semi Struk, tangan kiri dan rahang mulutnya sedikit kaku sehingga ia sulit untuk berbicara dan menggerakkan tangan kirinya, tetapi “K” masih dapat berjalan dengan baik. Semi Struk yang dialaminya membuatnya kehilangan pekerjaan dan menggantungkan hidupnya kepada kedua anaknya, namun kedua anaknya tidak mau merawat “K” karena anak anaknya masih merasa sakit hati dengan tindakan “K” yang sering melakukan tindak kekerasan, dan menerlantarkannya juga ibunya. Hal itulah yang kemudian membuat “K” memilih tinggal di URESOS Pucang Gading Semarang untuk mendapatkan pengayoman dan rumah susun yang ditempatinya dulu dijual oleh kedua anaknya. Dan kedua anaknya sekarang tinggal bersama Budenya/ kakak kandung “K” yaitu “ER” di kelurahan Bugangan Semarang sampai sekarang. Di Uresos Pucang Gading Semarang kehidupan “K” kurang begitu tertata, kesulitan dalam berbicara dan minimnya bimbingan, perhatian dari anaknya menjadikan keadaan “K” tidak menjadi lebih baik, bahkan “K” beberapa kali ketahuan  melakukan tindakan penyimpangan, seperti mengambil makanan orang lain, kasar pada orang lain, suka menyendiri dan kerap keluar masuk Uresos tanpa izin.

3.4 .     GEJALA MASALAH
            -  Sering terlihat menyendiri di halaman.
            -  Jarang terlihat bersama orang lain.
            -  Kerap melakukan aktifitasnya sendirian.
            -  Jarang mengikuti kegiatan harian di uresos.
-  Jarang dikunjungi keluarga.
-  Jarang ada yang mau menyapa.      

3.5.      ANALISA STRUKTUR MASALAH
            3.5.1.  Latar Belakang Kehidupan
3.5.1.1. Keluarga
Klien “K” memiliki seorang istri dan dua orang anak, anak pertama nya laki-laki dan anak keduanya perempuan. Mereka sekeluarga tinggal di kelurahan Sendoyo, Semarang utara. Tahun 2002 pindah ke RUSUN  “GANESHA” Plamongan sari, pedurungan.

3.5.1.2. Pendidikan
Klien “K”  memulai pendidikan dasarnya pada tahun 1966, setelah  lulus melanjutkan ke SMP tepat nya di SMP Masehi jl. Dr. Cipto Semarang sampai kelas tiga dan lulus tahun 1975. Telah lulus “K” tidak melanjutkan sekolah.

3.5.1.3.  Pekerjaan
Klien “k” mulai bekerja setelah lulus SMP. Ia bekerja sebagai seorang penjaga toko. Setelah menikah “K” bekerja sebagai seorang tenaga penjual/sales suatu perusahaan dagang. Hingga tahun pada tahun 2010 “K” beralih profesi menjadi seorang supir mobil boox pengantar barang sampai pada awal tahun 2012 “K” mengalami semi struk yang membuatnya tak bisa bekerja lagi.  

    3.5.1.4.   Pernikahan
Tahun 1983 klien “K” menikah dengan “M” di usia nya yang ke 23 tahun. Mereka dikaruniai dua orang anak, anak pertama nya laki laki yang bernama “D” dan anak keduanya perempuan yang bernama “Y”. dan pada tahun 2006 isteri klien “K” meninggal karena terkena struk.

3.5.1.5. Kelompok kemasyarakatan
           Kelompok kemasyarakatan yang pernah di ikuti oleh “K” sebelum ia menempati Uresos Pucang Gading adalah komunitas penghuni Rumah Susun Ganesha di jl. Plamongan sari, pedurungan, Semarang.

                        3.5.1.6. Kehidupan klien di lembaga.
Kehidupan “K” di Uresos bisa dikatakan pasif, meski banyak kegiatan dan fasilitas yang di sediakan tetapi  hal itu tidak membuatnya tertarik dan menggunakannya. Selain itu relasinya dengan teman sebangsalnya juga kurang begitu baik. Klien “K” lebih sering sendiri dari pada berkumpul bersama teman temannya.


3.6.      ANALISA SRUKTUR KEPRIBADIAN KLIEN
            3.6.1. Deskripsi keadaan fisik klien
                       - Tinggi badan        : 165 cm   
                      - Berat badan          : 51 cm
                      - Warna kulit           : Kuning
                      - Jenis rambut          : pendek lurus
                      - Bentuk wajah       : Oval
                      - Kondisi mata        : Sipit (tidak rabun)
- kondisi tangan      : Tangan kiri sakit jika di gerakkan
                      - Kondisi kaki         : Normal (Tidak pincang)
                      - Kondisi telinga     : Normal (Tidak tuli)
                  - Kondisi mulut       : Agak gagu (sulit berbicara)

            3.6.2. Kesehatan
Cukup stabil. Klien “K” jarang mengalami gangguan kesehatan seperti sesak nafas, batuk batuk, gatal gatal atau beberapa keluhan kesehatan yang di alami lansia lain. Hanya saja sampai sekarang klien “K” masih mengalami semi struk yang membuat tangan kiri dan rahang mulut nya sulit untuk di gerak kan.

            3.6.3. Penampilan
        Penampilan klien “K” kurang begitu rapi. Sehari hari biasanya hanya mengenakan celana pendek dan kaos. Klien “K” juga jarang sekali menmakai sendal saat menjalankan aktifitas nya di lembaga. 

3.6.4. Intelektual
          Kemampuan intelektual klien “K” cukup baik. Ia dulu pernah bersekolah sampai lulus SMP dan sampai sekarang klien “K” masih bisa membaca, menulis, menghitung dan mengingat.

            3.6.5. Kemampuan Beradaptasi
                     Kemampuan beradaptasi klien “K” kurang begitu baik. Ia masih sering keluar masuk uresos tanpa izin karena bosan dengan suasana.

3.6.7.  Kondisi Psikologis
        Meski terlihat sering diam dan menyendiri tapi kondisi psikologis klien “K” masih normal. Hal ini dapat di buktikan pada saat interview klien “K”  bisa menjawab pertanyaan praktikan dengan tepat, sesuai nalar. Hanya saja klien “K” bisa dikatakan emosional, ia mudah marah apabila merasa terganggu, menyinggung perasaannya.

            3.6.8.  MPD/ Mekanisme Pertahanan Diri
                              MPD yang di gunakan oleh klien“K” adalah dengan  penyangkalan  bahkan ia sampai berbohong untuk menutupi kesalahan nya.

            3.6.9.  Kemampuan Komunikasi
                            Dalam berkomunikasi klien “K”  dengan teman maupun karyawan Uresos kurang begitu baik. Ia sering diam saat disapa dan jarang memulai pembicaraan dengan orang lain.

            3.6.10. Kemampuan Bekerjasama
Klien “K” kurang kooperatif dalam mengikuti kegitan kelompok yang di selenggarakan oleh lembaga. Jika tidak dengan paksaan ia tidak akan mau mengikuti.
            3.6.11. Potensi
                             Potensi yang di miliki klien”K” diantaranya adalah intelektualitas yang cukup, disiplin (pandai, teratur merawat burung), mempunyai teman sesama penggemar burung dari luar Uresos.

3.7.      PENYEBAB MASALAH
            Berdasarkan analisa yang dilakukan praktikan penyebab masalah yang dialami oleh klien ”K” dapat di bedakan menjadi dua bagian. Yaitu:
            3.7.1   Internal            
-          Agak emosional.
-          Tidak mau bergaul dengan teman.
-          Menderita semi struk.
-          Mengalami tekanan batin.
3.7.2   Eksternal
-          Jarang di jenguk keluarga.
-          Jarang diajak berinteraksi oleh PM lain.
-          Bimbingan yang di terima kurang efektif baik dari kelurga maupun Uresos.
.
3.8.      AKIBAT MASALAH
            3.8.1. Diri klien sendiri :
                       -      Kesepian.
                       -      Minim relasi sosial yang bisa diandalkan.
                       -      Kurang di sukai oleh PM lain.
           
            3.8.2.  Keluarga.
                       - Menjadi  beban keluarga.
                       - Membuat malu keluarga.

                    
            3.8.3. Masyarakat (Teman sesama PM).
                     - Menjadikan hubungan antar sesama PM kurang nyaman.
                     - Menjadi contoh yang tidak baik bagi PM lain.

3.9.      SUMBER BANTUAN
            3.9.1. Internal
- Potensi pribadi. Diantaranya adalah kemampuan intelektual yang cukup seperti bisa membaca, menulis, menghitung, dan mengingat.
            3.9.2.  Eksternal
      - Informal                     : Teman sebangsal.
                                            : keluarga klien (orang terdekat).
-  Kemasyarakatan         : Uresos Pucang Gading Semarang.      

3.10.    RUMUSAN MASALAH
            3.10.1. Fokus Usaha Perubahan.
Menjadikan klien “K” sadar akan pentingnya bersosialisasi dan dampak negatif  dari sifat individualis.
            3.10.2. Akar Masalah.
Klien “K” mengalami tekanan batin. Ia kecewa dengan anaknya yang tidak  mau merawat di hari tuanya.













BAB IV
PERENCANAAN INTERVENSI
4.1.      TUJUAN PEMECAHAN MASALAH.
Tujuan pemecahan masalah yang di terapkan oleh praktikan kali ini bersifat Rehabiltatif, dengan memulihkan kembali prilaku klien “K” yang  menyimpang. Dengan indikator  sebagai berikut :
a.       Klien“K” bisa  lebih aktif dalam berkomunikasi  dengan teman temannya (mau bersosialisasi).
b.      Klien”K” lebih bersikap toleran dan tidak  individualis.
c.       Relasi  dengan keluarga menjadi lebih  baik.

4.2.      Langkah langkah penyelesaian Masalah.
            - Motivasi
            - Peningkatan ketrampilan
            - Pemberian kesempatan
            - Mobilisasi sumber
            - Memelihara perubahan

4.3.      SISTEM DASAR.
4.3.1.   Sistem Klien.
Merupakan perorangan/keluarga/kelompok/masyarakat yang di samping menjadi  peminta bantuan  juga terlibat dalam proses pelayanan, pendampingan  yang dilakukan oleh pekerja sosial.  Daalam  hal  ini yang menjadi sistem  klien adalah klien “K” itu sendiri.

4.3.2.   Sistem Kegiatan.
Merupakan kegiatan/aktiftas myang diilakukan oleh  pekerja sosial maupun praktikan  sebagai tahapan tahapan  dalam menyelesaikann masalah dan mencapai tujuan perubahan. Berikut dalah sistemm  kegiatan yang lakukan oleh praktikan :
a.       Intake/ pendekatan awal dengan klien untuk mendapat kepercayaan dari klien. 
b.      Asessment/  tahap pengungkapan  masalah, dimana  semua  aspek masalah  di paparkan.
c.       Rencana intervensi/ tahap perencanaan program  pelaksanaan pemecahan  masalah.
d.      Intervensi/  tahap pelaksanaan program dalam perencanaan.
e.       Evaluasi/  tahap penilaian untuk melihat hambatan, kegagalan dan keberhasilan.
f.       Terminasi/ tahap pemandirian klien.
Yang menjadi pelaku dalam system kegiatan adalah pekerja sosial dan praktikan yang ada dilembaga.

4.3.4.   Sistem Sasaran.
Orang orang  yang dimanfaat pengaruhnya demi  tercapainya tujuan perubahan atau  orang orang yang diajak berubah untuk merubah klien “K”. Di antara nya adalah:
a.       Klien”K” itu sendiri
b.      Teman sebangsal.
c.       Keluarga klien.

4.3.5.   Sistem Pelaksana Perubahan.
Pemberi  bantuan atas dasar  keahlian yang berbeda dan bekerja dengan sistem yang yang  berbeda  ukuranya. Dalam hal ini  yang  berperan  adalah :
                        Unit  Rehabilitasi Sosial/ URESOS “ Pucang Gading” Semarang.



4.4.      METODE, TEKNIK DAN STRATEGI
            4.4.1.   Metode.
                        a. Bimbingan sosial perorangan/ BSP.
Bimbingan individual antara praktikan dan klien. Kali ini praktikan fokuskan pada penyadaran diri klien tentang pentingnya hidup bersosial.
                        b. Bimbingan Sosial Kelompok/ BSK.
Bimbingan secara kolektif, dilakukan saat praktikan melakukan kontak tidak hanya dengan klien”K”. kali ini fokuskan pada relasi sosial klien”K”, agar ia mulai terbiasa dengan teman yemannya.

4.4.2.   Teknik
                        Teknik yang digunakan praktikan kali ini menyesuaikan dengan keadaan dan kemampuan praktikan.
a.       Small Talk
Digunakan praktikan saat mengawali kontak dengan klien”K”. teknik ini di gunakan untuk menjalin keakraban dengan klien.
b.      Ventilation
Teknik untuk memberikan kesempatan mengungkapkan masalah yang selama ini vakum di hati dan pikiran klien. Kali ini pekerja social/ praktikan di tuntut untuk menjadi komunikan yang baik.
c.       Support
                  Teknik pemberian dukungan untuk menumbuhkan kepercayaan diri klien ”K”.
d.      Konseling
                  Tehnik pembimbingan bagi klien untuk mengarahkan klien ”K”  pada prilaku dan pola pikir yang baik.

            4.4.2.   STRATEGI
Strategi yang digunakan oleh praktikan dalam pendampingan terhadap klien tipikal seperti klien “K” adalah :
a.       Proaktif dalam berkomunikai
Sikap proaktif praktikan akan menstimulasi emosi klien hingga ahirnya klien dapat terbawa oleh praktikan.

b.      Keterbukaan 
Klien cederung bertipe pendiam dan  cenderung menutup diri jika ditanya lebih jauh tentang kehidupanya.maka dari itu prektikan memulai dengan membuka diri praktikan (menjelaskan latar belakang kehidupan praktikan) baru kemudian praktikan memancing klien untuk membuka dirinya terhadap praktikan dan berhasil, klien “K” mau terbuka terhadap praktikan.

4.5.      PERAN PEKERJA SOSIAL
            4.5.1.   Teacher Role / peran pendidik
Klien “K” diberi pengajaran  tulis menulis, membaca dan menghitung meski klien “K” pernah bersekolah sampai SMP tapi ia tetap butuh pengulangan materi untuk mempertahankan intelektual di hari tuanya.
            4.5.2.   Broker Role /Peran Perantara
            Keterbatasan yang di alami klien membuat praktikan harus selalu siap menjadi broker / perantara bagi klien untuk menjalin relasi social dengan teman –temannya maupun untuk memenuhi kebutuhan pribadinya.
            4.5.3.   Mediator Role / Peran Penghubung
            Minimnya kontak dengan keluarga dan keterbatasan akses informasi merupakan beberapa hal negative yang di alami klien semenjak di lembaga, maka dari itu praktikan turut manjadi penghubung antara klien dan keluaraga dengan cara menyediakan pesawat telepon bagi klien.


            4.5.4.   Motivator
            Dukungan dan perhatian dari praktikan untuk menjadikan klien bersemangat dan berusaha untuk berubah, untuklebih aktif mengikuti kegiatan Uresos.
            4.5.5.   Evaluator
            Penilaian yang dilakuakan praktikan atas perkembangan yang di alami oleh klien, dan menindak lanjuti kegagalan / hambatan yang terjadi.


















           
BAB V
PELAKSANAAN INTERVENSI

5.1       INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan yang di harapkan terjadi pada klien “K” setelah di laksanakannya :
a.       Klien“K” bisa  lebih aktif dalam berkomunikasi  dengan teman temannya (mau bersosialisasi).
b.      Klien”K” lebih bersikap toleran dan tidak  individualis.
c.       Relasi  dengan keluarga menjadi lebih  baik.

5.2       PELAKSANAAN INTERVENSI
Pelaksanaan intervensi yang dilakukan praktikan disesuaikan dengan perencanaan intervensi yang telah di susun pada BAB IV.
            Proses inyervensi akan diuraikan sebagai berikut :
a.       Bimbingan dan motivasi.
Bimbingan dan motivasi untuk meyakinkan klien bahwa dia tidak sendirian karena masih punya teman – teman diuresos ysng bisa dijadikan sebagai teman berbagi suka duka. Bimbingan juga praktikan fokuskan pada dorongan untuk menata hidup dengan sebaik baiknya sebelum ahirnya menutup usia.
Bimbingan dan motivasi seperti ini kerap praktikan sisipkan pada saat praktikan sedang duduk santai, ngobrol berdua dihalaman depan mushola (tempat favorit klien”K”).

b.      Meningkatkan ketrampilan.
Disini praktikan fokuskan pada ketrampilan berkomunikasi, berelasi, pengetahuan, dan berinteraksi. Dalam proses peningkatan ketrampilan komunikasi  yang dilakukan  praktikan adalah selalu aktif memulai pembicaraan untuk membaiasakan klien “K” dalam menanggapi orang lain.  Dalam peningkatan  pengetahuan  praktikan mmemberi pengetahuan umum tentang kenegaraan  dan etika sosial. Dalam peningkatan relasi dan berinteraksi Praktikan  membuat semacam  kegiatan kelompok untuk membuat lebih akrab hubungan antara klien”K” dan teman temannya.
c.       Pemberian kesempatan.
Memberi kesempatan kepada klien  untuk melakukan aksi setelah menerima banyak motivasi dari praktikan. Hal ini merupakan bentuk terminasi awal dengan praktikan hanya bertugas sebagai pemantau.
d.      Mobilisasi Sumber
Mobilisasi sumber bantuan atau penggerakkan bantuan yang digunakan oleh praktikan sebagai stabilitator perkembangan dan sebagai informan atas perkembangan yang dialami oleh klien. Lingkungan social klien juga praktikan gerakkaan dalam usaha perubahan ini karena untuk merubah klien perlu juga merubah lingkungan sosialnya. 
e.       Referal/ Pemberian rujukan.
Merupakan pemindahan tanggung jawab/ rujukan dari praktikan terhadap lembaga penyedia layanan (Uresos Pucang Gading). Referal merupakan upaya terakhir praktikan untuk menjaga kesinambungan pendampingan terhadap klien “K” mengingat waktu praktikan yang telah usai.









BAB VI
EVALUASI

6.1       EVALUASI HASIL, KEGAGAL AN DAN  HAMBATAN  YANG DI ALAMI
            6.1.1    Hasil
- klien “K” mulai kerap terlihat bicara bersama temannya, dan mau merespon aktif pertanyaan dari orang lain.
                     - Mau berbzgi makanan yang ia punya bahkan mau menawarkan pada PM lain (lebih toleran)

6.1.2    Kegagalan
            - Klien masih pilih pilih dalam bergaul.
            - Hubungan dengan  keluarga masih renggang
            - Klien “K” bersikap baik hanya Saat bersama praktikan.

6.1.3    Hambatan 
            - Waktu praktikan yang terbatas.
            - Sulitnya mengakses keluarga klien.
      - Keterbatasan fungsi fisik klien.










BAB VII
PENUTUP

7.1       KSIMPULAN
Praktik kerja industri/ Prakerin menjadi suatu keharusan bagi siswa SMK untuk meningkatakan kemampuan di bidang keahlian yang di pelajarinya di sekolah. Termasuk bidang keahlian Pekerjaan Sosial.
Uresos Pucang Gading  Semarang merupakan  salah satu lembaga pemerintah di bidang pelayanan social bagi lansia terlantar baik psikologis maupun finansial. Di lembaga inilah praktikan menjalankan prakerin sebagai seorang Pekerja Sosial.
Diantara PM  yang ada di Uresos Pucang Gading Semarang adalah “K” yang merupakan lansia terlantar secara psikologis. Kedua anaknya tidak mau merawat “K” .karena masih sakit hati dengan dengan “K” (ayahnya) atas  perlakuan yang dilakukannya dulu yang kerap menganiaya dan tidak mempedulikan keluarga. Sifat individualis dan sulit bersosialisasi menjadikan kehidupan  “K” di Uresos kurang berkualitas dan semakin jauh dari sejahtera. Dengan  memaksimalkan metode BSP dan BSK praktikan mencoba menyadarkan klien akan manfaat dari sosialisasi dan dampak negatif dari indiviudualis serta menjalin relasi social antara klien “K” dan PM lain.
Menjadikan klien “K” sadar akan pentingnya sosialisasi menjadi salah satu focus usaha perubahan yang praktikan tujukan pada klien. Sikap proaktif yang praktikan terapkan saat mendampingi klien  memberi pengaruh yang signifikan terhadap klien, akan tetapi keterbatsan waktu praktikan dan sulitnya mengakses keluarga menjadi kendala yang menghambat perkembangan klien. Tetapi meski sasaran perubahan belum tercapai sepenuhnya namun perkembangan yang ditunjukkan klien “K” sudah lumayan. Setidaknya sekarang klien “K” lebih banyak yang memperhatikan terutama teman sebangsalnya.
7.2.      SARAN/REKOMENDASI
            7.2.1.   Lembaga
- Lebih aktif dalam melakukan bimbingan sosial (tidak hanya dalam forum resmi)
- Melengkapi file assessment PM yang belum.
- Mengganti fasilitas yang rusak untuk meningkatkan kwalitas pelayanan.
            7.2.2.   Keluarga
                        - Memaafkan atas tindakan klien “K” yang dilakukannya dulu.
- Memperhatikan klien “k” untuk membantu mengurangi tekanan batin yang dialami.
            7.2.3.   Masyarakat (Teman sesama PM)
                        - lebih aktif mengajak klien berinteraksi.

            Demikianlah laporan ini praktikan buat sebagai pertanggung jawaban atas praktik yang praktikan laksanakan dari tanggal 27 juni samai 10 Agustus 2012. Semoga dapat di jadikan sebagai salah satu referensi untuk menjadi lebih baik. Terima kasih.
                       


   









LAMPIRAN
STRUKTUR PERSONALIA

FOTO KEGIATAN


aksi di pohonbaganCopy of IMG0043A







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Pemberontakan Petani Banten tahun 1888

INSTRUMEN WAWANCARA (ASESSMENT)