Tentang Yang Kau Sebut KONFLIK


TEORI KONFLIK
Oleh; faizhikigaya
kamu maunya apa? / aku mau kita End. Puas ?
Sebelum kita membedah pemikiran seseorang, akan lebih baik jika kita mengetahui latar belakang orang yang mengemukakan teori tersebut. Dalam teori konflik yang akan dibahas kali ini akan mengunggah sedikit dari konsep Coser tentang teori konflik sebagai alternatif pemikiran yang terinspirasi dari Teori konflik radikal yang dicetuskan oleh Marx.
Lewis Alfred Coser, lahir di Berlin, Jerman tahun 1913. Coser dilahirkan dari keluarga borjuis Yahudi. Meskipun dari keluarga kaya, dia lebih memilih anti kemapanan. Ketika Hitler menguasai Jerman dia melarikan diri ke Paris. Disana dia belajar di Universitas Sorbonne Prancis yang kemudian membesarkan namanya sebagai sosiolog terkemuka. Dia banyak menulis artikel tentang sosial dan politik akan tetapi dengan menggunakan nama Louis Clair sebagai nama samara. Tahun 1968 menjadi profesor luar biasa Sosiologi di Universitas Negeri New York dan Stoony Brook. Tahun 1975 terpilih menjadi presiden American Sociological Association (ASA)  dan menghasilkan karya fenomenal yaitu, The Functions of Sosial Conflict.
Menurut para fungsionalis, masyarakat diartikan sebagai sesuatu yang stabil, teratur, dan terintegrasi. Keberadaan konflik dapat mengacaukan atau menjadikan disfungsional terhadap fungsi secara keseluruhan. Akan tetapi Coser dalam hal ini mengemukakan bahwa konflik sosial sangat dibutuhkan oleh kehidupan bermasyarakat. Konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang sangat mendasar untuk merangsang akselerasi perubahan sosial, memperkuat solidaritas in-group dan memperjelas batas-batas struktural dalam masyarakat. Coser memberikan suatu konstruk pemikiran sosiologis yang mencoba melihat kontribusi positif dari fenomena konflik sosial dan menganggap konflik sosial dapat meningkatkan ketahanan dan adaptasi kelompok, interaksi, dan sistem sosial. Coser mengecam para fungsionalis yang yang terlalu menekankan konsensus normatif, keteraturan dan keselarasan.
Dalam kajian sosiologi, seseorang tidak akan sampai pada suatu pemahaman detail dan komprehensif  jika tidak mengetahui asumsi dasar tentang masyarakat dan manusia oleh sosiolog yang mengkonstruk teori tersebut.  Maka dari itu terlebih dahulu kita mengetahui asumsi Coser tentang masyarakat. Menurut Coser masyarakat merupakan: pertama, kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain sehingga terjadi interaksi sosial. Kedua, gejala atau fenomena sosial seperti patologi sosial, peperangan dan pertentangan sebenarnya merusak sistem di satu sisi tetapi dalam sisi yang lain memiliki fungsi. Ketiga, gejala sosial seperti ketidakstabilan sosial, ketegangan, peperangan dan pertikaian merupakan ciri khas setiap masyarakat.
Dalam bukunya The Functions of Sosial Conflict  Coser mengemukakan, konflik adalah perjuangan nilai atau tuntutan atas status. Penyebab utamanya adalah karena ketidakadilan. Selain itu konflik bisa menjadi agen untuk mempersatukan masyarakat merupakan dalam sebuah pemikiran yang sejak lama diakui oleh tukang propaganda untuk menciptakan musuh yang sebenarnya tidak ada, atau mencoba menghembuskan antagonisme terhadap lawan yang tidak aktif. Coser lebih jauh mengembangkan proposisi-proposisi teoritis berkaitan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan konflik, seperti bentuk konflik yang lunak hingga yang mengarah pada kekerasan, durasi konflik dan fungsi-fungsi konflik.
Konflik yang disebabkan oleh persoalan yang abstrak, seperti nilai, norma dan ideologi cenderung mengarah pada bentuk kekerasan dan sulit melahirkan integrasi. Sebaliknya, konflik yang didasarkan pada masalah-masalah riil seperti halnya sengketa tanah, akan melahirkan konsensus. Durasi konflik menjadi panjang atau pendek sangat bergantung pada sejauh mana tujuan-tujuan dari masing-masing kelompok didefinisikan terutama oleh para pemimpin masing-masing.
Dari segi jelas dan tidak jelasnya sumber konflik, oleh Coser ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu konflik realistis dan non-realistis (Poloma, 2000). Tipe pertama atau konflik realistis adalah konflik yang berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan khusus yang terjadi dalam hubungan dan dari perkiraan kemungkinan keuntungan para partisipan dan ditunjukan pada objek yang dianggap mengecewakan (sumber masalah jelas). Tipe kedua, konflik non-realistis yang tidak bersumber dari tujuan saingan antagonistik. Misal dalam masyarakat primitif yang menggunakan santet sebagai alat untuk membalas dendam. Sedangkan dalam masyarakat modern menggunakan “pengkambinghitaman”
Dari segi bentuknya Coser membedakan konflik menjadi dua bentuk. Yaitu konflik dalam in-group (kedekatan lebih intim, misal ayah dengan anak ) dan out-group (kedekatan lebih sederhana, misal teman se-kampus ). Umumnya konflik yang terjadi itu antara in-group dengan out-group , (bisa dikarenakan komunikasi yang terjalin kurang). Namun oleh Coser konflik juga bisa terjadi dalam in-group seperti halnya adanya dualisme kepemimpinan dalam partai Golkar (kubu Abu Rizal Bakri dengan Agung Laksono). Konflik dikatakan fungsional selama tidak menyentuh atau tidak berkaitan dengan inti suatu sistem, jika suatu konflik yang terjadi kemudian merongrong eksistensi inti suatu sistem maka konflik itu sifatnya disfungsional.
Coser mengemukakan fungsi konflik sebagai berikut yaitu:
Dapat menciptakan integrasi
Mempertegas teritorial antara kelompok yang berkonflik
Menciptakan aliansi-aliansi
Mengetahui kekuatan lawan
Sebagai katup penyelamat (safety valve). Katup ini penyelamat ini menghambat akselerasi perubahan bahkan cenderung mempertahankan status quo

Jadi, kesimpulannya menurut Coser, kehidupan masyarakat di samping dibangun atas dasar konsensus dan integrasi, juga dibangun oleh konflik. Konflik adalah hal yang fungsional dalam kehidupan masyarakat, konflik dapat mengakselerasi perubahan sosial, mempertegas integrasi sosial dan memperjelas batasan teritorial antara in-group dan out-group serta dapat menjadi savety valve


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Prakerin Peksos

Review Pemberontakan Petani Banten tahun 1888

INSTRUMEN WAWANCARA (ASESSMENT)